Rabu, 10 Maret 2010

Keputusan untuk menikah lagi

Saya baru terlibat pembicaraan dengan maid dirumah, ternyata dia pengantin baru. Pernikahan yang sekarang merupakan pernikahan kedua maid.

Saya : " Wah Mba, jadi yang sekarang suami yang kedua?
Maid :" Iya bu ( dengan muka tersipu sipu )
Saya : "Emang kenapa dengan suami yang pertama mba?
Maid :"Sudah meninggal bu..

lalu Maid pun cerita panjang lebar bagaimana pertemuannya dengan suami yang kedua . Pertemuan tersebut tak sengaja via HP yang salah sambung. Yang menghubungi pertama adalah sang suami. Menurut saya modus ini sengaja dilakukan karena sang suami mungkin sudah berniat mencari pasangan. Suami maid merupakan duda dengan dua anak. Karena merasa berasal dari kampung halaman yang sama yaitu Purwokerto maka perkenalan via HP berlanjut pertemuan yang berlanjut dengan terjalinnya benang asmara.

Setelah 6 bulan menjalin asmara walaupun terpisah jarak. mba waktu itu masih bekerja di Bandung dan suami ngojek di Ciputat mereka memutuskan menikah.

Saya : " Tapi mba bahagiakan dengan pernikahan sekarang?
Maid : "Yah bu, kalau boleh, lebih baik tidak usah nikah lagi saya..seandainya waktu masi bisa dibalik.
Saya : "Kenapa Mba?

Mba pun bercerita bagaimana terkekangnya dia dengan perlakuan suaminya seperti :
  • dilarang pegang HP
  • tidak boleh bergaul dengan tetangga kecuali rame rame. artinya tidak boleh teman dekat dengan satu orang karena disangka sekongkol.
  • tidak boleh pergi sendiri kemana mana
  • cemburuan berat
  • dan pemarah dan lain sebagainya
Maid : "Suami saya yang dulu baik banget bu sama saya. Tidak pemarah dan sabar.
Saya : "Emang dulu waktu pacaran gimana mba?
Maid : "Yah bu, dulu baik kelihatannya. Setelah nikah berubah bu.

Saya pun terpana mendengarkan penuturan maid. Keputusan untuk menikah lagi karena mengharapkan kebahagiaan dan kehidupan yang lebih baik. Yang didapatkan sekarang kehidupan harus memendam perasaan yang mengalah atas sikap suaminya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar